Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong

Pos 7 Gunung Latimojong


Latimojong !!!  Yap, itu yang bakal gue bahas di tulisan kali ini.

Setelah selesai dengan artikel Persiapan Backpacker Murah Ke Jepang Versi Backpacker Kere, akhirnya antusias gue muncul kembali untuk melanjutkan tulisan selanjutnya yang akan gue sharing ke kalian mengenai pengalaman gue pada saat Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong waktu lalu yang bermodalkan solo hiking. Sebelumnya gue mau mengenalkan sekaligus bertanya dulu nih, khususnya buat yang ngakunya anak gunung. Siapa di sini yang ga kenal sama gunung yang satu ini? hayooo ngaku !!! gue rasa pasti pada ga mau ngaku, karena gue yakin banget hampirrr semua buat anak gunung yang ngakunya anak gunung pasti kenal sama gunung yang paling tinggi di Sulawesi ini. Yap, gunung Latimojong alias Top of Celebes dengan ketinggiannya 3478 MDPL.

Buat yang belum tau dan bahkan baru denger, Gunung Latimojong itu tercatat berada di daerah administratif Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan. Gunung ini menjadi anggota Seven Summits Indonesia, yaitu tujuh gunung tertinggi di Indonesia, keren!

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Source: Google Earth

Di gunung Latimojong, hutannya itu bertipe ekosistem hutan montana dengan rata-rata ketinggian antara 2000–3000 MDPL. Sadisnya itu, gunung ini mempunyai banyak puncaknya looh, gila gokil banget kan !!! nih gue list :

1. Puncak Rante Mario (3478 MDPL)
2. Puncak Nenemori (3397 MDPL)
3. Puncak Rante Kambola (3083 MDPL)
4. Puncak Pokapinjang (2970 MDPL)
5. Puncak Latimojong (2800 MDPL)
6. Puncak Sikolong (2754 MDPL)
7. Puncak Bajaja (2700 MDPL)
8. Puncak Pantealoan (2500 MDPL)
9. Puncak Sinaji (2430 MDPL)


Giman sob? ngeri ga? ngeri banget kalo kata gue mah haha 😅 tinggal dipilih aja mau ke puncak yang mana, dan gue memilih puncak Rante Mario (Puncak tertinggi) seperti pendaki-pendaki lain pada umumnya. Oh iya, gunung ini mempunyai 7 pos loh! banyak kan? itu kalo menurut gue sih hihi😆 

Ceritanya gue flash back sedikit. Saat satu tahun sebelum tanggal 7 Juli 2016 (Hari H) gue sempet dibikin baper sama ini gunung, gue sempet dibikin galau juga sama ini gunung, yang ada di pikiran gue saat itu cuma "aduh, gila gue pengen banget ke sana, bisa ga ya kesampean?" dan gue memang bener-bener bingung  juga karena yang gue tahu untuk pendakian ke sana perlu modal yang ga sedikit dan perlu dilakukan oleh kelompok/tim, yang jadi persoalannya gue itu, gue ga punya tim hahaha😅 

kenapa gue bilang perlu dilakukan oleh kelompok/tim? dan dari setiap catper-catper yang gue temui, ternyata semuanya menginformasikan hal yang sama, yaitu gunung ini aksesnya tuh susah banget karena letaknya jauh banget dari kota Makassar. Jadi, kalo dari kota Makassar menuju ke sana itu membutuhkan waktu sekitar 10 jam perjalanan darat, wow !

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Source: Google Earth



Pertama, kita harus menuju Baraka (Nama daerah di Enrekang) dari Makassar, itu bisa menghabiskan waktu sekitar 7-8 jam perjalanan menggunakan angkutan umum (bus), ga cuma sampe di situ aja, setelah sampai di Baraka, kita harus melanjutkan lagi ke Desa Karangan (Pos awal pendakian), perjalanan sekitar 2-3 jam menggunakan motor/mobil. Nah ini nih baru terasa beratnya, karena jalanan yang bakal dilewati itu bener-bener luar biasa dan ga seperti biasanya. Hampir semua jalurnya rusak parah, berbatuan, struktur tanah yang labil, menanjak, berliku-liku, dan sempit. Ekstra kesulitannya lagi, akses dari Baraka ke Desa Karangan tidak dilalui oleh kendaraan umum, jadi ga ada tuh bus atau angkot, kecuali kita mau menumpang mobil-mobil kol yang hanya ada di waktu hari pasar saja (Senin dan Kamis). Lalu, selain itu gimana dong? Yap, mau tidak mau sewa ojek motor dan sudah pasti lebih mahal ongkosnya. Gimana, lumayan kan ?

Hari demi hari berlalu dan bulan demi bulan berganti *biar kaya di novel-novel* gue akhirnya bertekad untuk melakukan pendakian sendiri alias solo hiking, di samping itu gue terus pelajari gambaran mengenai gunung Latimojong ini, dikit demi sedikit semuanya bisa gue pahamin mengenai informasi-informasi seputar jalur pendakian gunung Latimojong, rute selama pendakian, akses transportasi untuk menuju ke gerbang awal pendakian, dan informasi lainnya seputar pendakian gunung latimojong. Di samping itu gue juga mengatur jadwal dan run down selama pendakian, dan sekarang gue tinggal menghitung hari H-nya aja deh !!!


Finally, hari yang gue tunggu itu datang juga !!!

Tepat tanggal 7 Juli 2017 tiba-tiba gue mendadak menjadi orang yang paling kece dengan segala kelengkapan pendakian haha😅 Bayangin aja gimana ga kece coba, keril sudah ter-packing dengan ganteng dan setelan pun sudah ala anak gunung abieeess, tapi di sisi lain gue merasa agak sedih sih karena pas banget hari itu tepat H+1 hari raya Idul Fitri dan gue malah ninggalin rumah, bukannya kumpul-kumpul bareng orang rumah huhu, tapi itulah yang akan menjadi pengalaman buat gue di kemudian hari nanti. Siang itu gue pamit dan langsung menuju airport untuk mengejar penerbangan yang pukul 14.50 WIB. Harga tiket pesawat yang gue dapatkan pada waktu itu Rp. 915.000,- emmmm lumayan agak mahal yah hihi.

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
E-Ticket Pesawat Jakarta-Makassar

Alhamdulillah akhirnya mendarat cantik (Pukul 18.40 WITA) di Makassar ini untuk yang pertama kalinya, wow! setelah itu gue langsung bergegas ke depan jalan besar untuk menemui angkot yang sebelumnya sudah janjian dengan bapak supirnya untuk dijemput di jalan raya depan bandara. Oh iya guys, ongkos transport dari Makassar ke Baraka itu Rp. 100.000,- untuk sekali jalan. Lumayan ya, tidak terlalu mahal.

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Kontak Driver

Setelah gue bertemu dengan angkot tersebut, tanpa disengaja kebetulan banget gue ketemu sama 3 orang anak muda yang kebetulan juga dandanannya pun ala pendaki alias mau naik gunung, dalam hati gue, "Alhamdulillah ada barengannya". Singkat, lalu kami berkenalan dan memang benar mereka akan melakukan pendakian ke gunung yang sama. Yeah !
Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Bandara Sultan Hasanuddin Makassar


Tepat sekitar pukul 19.30 WITA angkot yang kita tumpangi berangkat. Selama perjalanan, sesekali kita ngobrol-ngobrol. Jadi, mereka berencana ingin melakukan pendakian berempat, di mana yang satu orangnya lagi adalah salah satu sepupu dari 3 orang tersebut yang tinggal di Baraka, dan mereka baru mulai pendakiannya itu ternyata lusa, berbeda dengan gue yang rencananya ingin mulai pendakian besok pagi. Seketika, gue sempat terdiam pada salah satu pertanyaan dia ke gue di dalam obrolan kita, yaitu, "Setelah sampai di Baraka, mas Adam mau bermalam di mana?", sontak, gue langsung bingung, karena memang bener sih gue belum tahu sama sekali mau bermalam di mana haha, lalu gue jawab dengan polosnya, "di mana aja sih mas, kalau ada basecampe juga ga apa-apa", lalu mereka langsung menawarkan ke gue untuk bermalam di rumah sepupunya itu yang berada di Baraka, dalam hati gue, "Alhamdulillah ini namanya rejeki hihi😆".

Sekitar pukul 02.00 WITA dini hari, kami tiba di Baraka (Rumahnya sepupu teman baru saya 😅), oh iya guys, ternyata kami diantar dan diturunkan persis sampai di depan rumah loh. Katanya, angkutan di sini memang seperti itu. Wew, mantep banget yah hihi. Lalu langsung aja gue salam perkenalan, tapi sedihnya itu gue lupa namanya siapa padahal mereka orang-orang yang baik. Kenapa gue bilang baik? yaa bayangin aja, mereka mau dan care banget nawarin ke gue untuk bermalam di rumah saudaranya, padahal bisa dibilang gue adalah orang yang baru dikenalnya, bahkan bukan cuma itu aja, kalo gue bilang sih sikap dan perlakuan mereka ke gue bener-bener full service banget. Misalnya, mulai dari menyediakan gue minuman, makanan, dan tempat untuk tidur. Sebelum tidur, kita saling berbincang-bincang mengenai latar belakang masing-masing, mulai dari tempat tinggal, pekerjaan, dan sharing pengalaman seputar pendakian gunung Latimojong yang mereka sudah pernah jajaki sebelumnya.


Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Bermalam Di Baraka

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Berbincang-bincang

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Makanan khas Enrekang
Ada satu kalimat dari seorang ibu yang berada di rumah itu yang membuat gue baper, lebih pasnya sih respect banget, yang dia bilang itu, "kalau ada orang luar/tamu datang, kita orang harus serivce/layani, tidak boleh tidak kita dilayani, karena kita sadar, kalau orang kota ada tamu dari luar, mereka bisa memberi-beri, tapi kita cuma bisa layani saja, makanya kita harus layani itu orang luar yang datang", wow menurut gue, ini adalah salah satu hal yang membedakan antara orang kota dengan orang daerah, jiwa sosial dan antusias terhadap kepeduliannya  tinggi coy. Mantep!

Pagi itu, tiba-tiba gue terbangun dan cahaya matahari pun sudah berbinar, pertanda gue harus siap-siap untuk bergegas menuju desa Karangan yang jaraknya lumayan jauh. Sebelum itu, gue packing ulang sambil memeriksa kembali barang bawaan. Oh iya guys, dari Baraka menuju Desa Karangan, gue akan menggunakan ojek motor yang sudah dicarikan sebelumnya oleh si pemilik rumah itu, baik banget. Pilihan gue jatuh pada ojek motor karena gue sadar, gue ini sedang melakukan pendakian cuma seorang diri yang tidak memiliki rombongan untuk bisa sewa mobil atau share cost pada umumnya. Harga ojek motor untuk sekali jalan yaitu Rp. 150.000, memang lumayan mahal, tapi apa boleh buat hihi nikmati saja 😅. Lalu, pagi itu sekitar pukul 08.00 WITA gue langsung menuju Desa Karangan.

Selama di perjalanan menuju Desa Karangan, ternyata semua yang diceritakan oleh orang-orang itu bener guys, jalanan di sini super parah banget. Malah kalau kata tukang ojeknya, menurut dia, ini sudah lebih baik dari sebelumnya, sadissss. Eits, tapi jangan panik dulu, karena yang tadinya gue rada pusing ga karuan sama kondisi jalanan, seketika hilang saat gue melihat view yang menurut gue ini welcome view-nya gunung Latimojong !!! Keren sumpah, sepanjang perjalanan disuguhkan dengan menjulangnya bukit-bukit dan pegunungan Latimojong. Sontak, gue ga sabar ingin langsung buru-buru mulai pendakian dan menuju ke puncaknya😅.

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Perjalanan menuju desa Karangan

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
View selama perjalanan menuju desa Karangan

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Kondisi jalan yang kurang baik

Lebih dari dua jam perjalanan dari Baraka ke Desa Karangan, akhirnya motor yang gue tumpangi tiba sekitar pukul 10.000 WITA. Panas cyiin pantat gue ! hahaha. Sebenarnya gue agak bingung untuk mencari pos atau tempat untuk melakukan simaksi, karena rata-rata bangunan rumah di sana modelnya sama semua, yaitu rumah panggung khas Enrekang. Lucuk !

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Desa Karangan

Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong
Rumah Adat Khas Enrekang

Tidak lama kemudian, gue langsung menemukan tempat untuk melakukan simaksi. Biaya untuk simaksinya ga terlalu mahal, cuma Rp. 15.000,-/orang (tidak dihitung jumlah per hari), dan di saat gue sedang melakukan pendaftaran simaksi, sering kali gue menemukan beberapa rombongan untuk melakukan pendakian juga. Salah satu yang gue temui, yaitu rombongan dari Makassar sebanyak 7 orang, dan gue juga bertemu sama 1 orang dari Malang, wow ternyata ada juga orang yang senasib kaya gue, datang cuma sendirian. Akhirnya kami saling berkenalan, ternyata Si Mas Agung (yang dari Malang) itu tadinya berencana mau melakukan pendakian berdua dengan temannya yang dari Makassar juga, tapi saat Si Mas Agung sudah tiba di Makassar, tiba-tiba temannya itu tidak ada kabar dan tidak bisa dihubungi sama sekali, ya jadi mau tidak mau dia tetap melanjutkan pendakiannya walaupun hanya seorang diri. Lalu kami langsung membentuk tim. Penghuninya itu gue, 7 orang yang rombongan dari Makassar, dan 1 Si Mas Agung dari Malang. Setelah itu sekitar pukul 10.00 WITA, gue memulai petualangan Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong ini dengan tidak lupa mengucapkan Bismillahirahmanirahim agar gue selalu dalam lindungan-Nya selama pendakian.


Selanjutnya adalah, eiiitsss... serius banget, nih silahkan (Klik di sini) untuk membaca kelanjutan dari Menapaki Jalur Pendakian Gunung Latimojong  !!! Terima kasih buat yang sudah mau membaca.

Salam Backpacker-Kere 😆


Comments

  1. Bantu tanda tangan petisi dan share ke teman-teman yang lain untuk perlindugan dan pelestarian Pegunungan Latimojong

    Tandatangani petisi https://chn.ge/2MmRFU6

    ReplyDelete
  2. bang mau tanya boleh, kalau untuk dari baraka ke karangan itu gak ada lagi selain naik ojek ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf baru respons.
      Selain pakai ojek motor paling pakai mobil sayur yg biasa dipakai ketika hari pasar gan.
      Rekomendasi saya kalo personelnya tidak banyak, lebih baik pakai ojek motor.

      Delete

Post a Comment