Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)


Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta
Puncak 2 Gunung Guntur




7 Gunung terakhir di Jawa Barat

Gunung Guntur ! Alhamdulillah, dengan berkesempatannya gue melakukan pendakian ke Gunung Guntur ini, akhirnya bisa menyelesaikan dan sekaligus juga menutup pendakian ke tujuh gunung tertinggi di Jawa Barat (versi pendaki). Sebagai warga Jawa Barat, ada rasa senang, serta timbul kepuasan tersendiri bisa melakukannya, semoga bisa menular juga untuk 7 gunung tertinggi di wilayah yang lainnya, aamiin, kita lihat aja, sambil membuat list-nya, mana-mana saja.





Dari Terminal Kampung Rambutan

Jumat malam, tanggal 11 Januari 2019, selepas aktivitas pekerjaan yang rutin kami lakukan, akhirnya kami bertemu di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, persis seperti janji dan planning yang sudah kami buat sekitar 3 minggu lalu. Pendakian kali ini, gue mengajak 2 orang teman (Nenden dan Yahya). Gue dan Nenden sebenarnya baru pertama kali mendaki bersama, itu juga karena dia ngebet banget minta diajakin, sebenarnya males, tapi bakal seru juga sepertinya, mengingat dia pernah mendaki juga ke Gunung Papandayan, itu menurut pengakuan dan cerita serunya, lihat aja nanti gimana. Berbeda dengan Yahya, yang bisa dibilang, kami lumayan sering mendaki bareng, seperti waktu sebelumnya, kami pernah mendaki ke Gunung Salak bersama. Ini harinya! Hari untuk bertolak ke Garut untuk yang  kesekian kalinya.

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)


Setelah kami kenyang mengisi perut di sebuah warung soto ayam sekitaran terminal, sekitar pukul 23.50, bus yang menuju Garut sudah tiba dan kami langsung bergegas menaikinya setelah meyakinkan kembali pada kernetnya, bahwa nanti kami akan turun di pom bensin Tanjung, dan beliau mengiyakan, pertanda sudah mengerti dan mengetahui maksud daripada tujuan kami. Sempat tertahan beberapa jam karena bus yang mengetem terlalu lama, tepat pukul 02.06 dini hari, bus akhirnya pun bergerak menuju Garut dari Jakarta. Bismillah.





Garut setelah berjam-jam di kemacetan

Sabtu, 12 Januari 2019 sekitar pukul 08.00 pagi, setelah berkutat dengan kemacetan di sana-sini, bus yang kami tumpangi, akhirnya menepi di sebuah pom bensin (pom bensin Tanjung) yang menjadi tempat transit kami dan para pendaki lainnya, sebelum dilanjutkan kembali menuju pos registrasi pendakian Gunung Guntur. Tidak mau terburu-buru, kami sarapan dan bersih-bersih dulu. 

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)
Pom Bensin Tanjung




Menuju basecamp menggunakan ojek motor (lebih murah)

Setelah selesai sarapan dan bersih-bersih, ternyata di sini sudah ada beberapa mobil kol bak/pickup terbuka yang siap mengantarkan para pendaki menuju basecamp, pada saat itu juga kami langsung ditawari untuk menuju ke sana dengan tarif yang terbilang lumayan mahal, itu bagi kami, kenapa kami bilang mahal, karena sebelumnya kami sudah ditawari menggunakan ojek motor dengan tarif yang jauh lebih murah. Seusai kami berdiskusi dan bernegosiasi, lalu kami mengiyakan menggunakan ojek motor dengan tarif yang sudah disepakati bersama, dan langsung bergerak menuju basecamp secara beriringan.

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)





Registrasi, lalu memulai mendaki

Sekiranya, sekitar 10 menit perjalanan dari pom bensin Tanjung, motor ojek pun tiba di basecamp, basecamp yang terbilang cukup baik dan nyaman, karena menyediakan banyak tempat untuk sekadar beristirahat, berkemas, dan tersedia juga beberapa toilet umum. Bergegas, kami langsung repacking dan registrasi (bukan simaksi), ini hanya sumbangan sebagai bentuk uang retribusi untuk pembangunan daerah setempat.

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)






Teriknya jalur menuju Pos 1

Pada pukul 10.30 siang, kami memulai pendakian ini, diawali dari basecamp dan berharap besok pun harus bisa kembali ke sini lagi. Semoga diberi kelancaran dan keselamatan seperti yang sudah kami rencanakan dan sisipkan dalam doa bersama tadi, aamiin. Banyak informasi yang gue dapati dari teman-teman pendaki, bahwa Gunung Guntur ini adalah gunung yang terbilang panas/gersang/terik, apalagi jika mendaki pada siang hari, yup! bener banget! jalur menuju Pos 1 itu udah hampir mirip dengan jalur neraka, panasss !!! jalur yang berkontur bebatuan kecil hingga sedang dan ruang yang lumayan begitu terbuka (hutan gundul) membuat jalur ini semakin terik dan gersang, sehingga memaksa kami untuk singgah sebentar di sebuah warung, sambil beli minuman es, ini seger dan menyejukkan tenggorokan. Ternyata kami cukup berlama-lama di sini.

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)


Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)


Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)


Setelah berpuas-puas berteduh sambil meneguk beberapa gelas minuman es yang kami beli, kami melanjutkan perjalanan menuju Pos 1. Setelah warung yang tadi, jalur lumayan agak teduh, karena sudah mulai diisi oleh beberapa pepohonan yang rindang, ini sama saja memberikan keuntungan buat kami. Ga lagi panas-panasan!

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Tidak jauh dari itu, ternyata setelah tanjakan terakhir pada jalur ini, sudah langsung bertemu pada Pos 1, pada waktu itu sekitar pukul 12.00 siang. Di Pos 1 ini, lumayan luas dan terdapat beberapa pedagang beserta warung-warungnya. Langsung istirahat sebentar dulu, setelah itu lapor dan daftar simaksi.

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)






Simaksi dan berkenalan

Di Gunung Guntur ini, kami baru mendaftar simaksi ketika sudah berada di Pos 1, berbeda dengan gunung lainnya, yang rata-rata, simaksi dilakukan di basecamp (sebelum memulai pendakian). Di saat yang bersamaan, kami bertemu dengan 2 orang laki-laki (pendaki) yang hendak mendaki juga, lalu, seakrab itu juga kami berkenalan dan mulai bercengkrama satu sama lain seolah memulai pertemanan yang baik. Iniah mendaki, hal yang baiknya selalu timbul tidak dikira-kira.

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)
2 orang dari Kalideres





Sumber air di jalur menuju Pos 2

Tidak berlama-lama setelah simaksi, kami lalu melanjutkan pendakian menuju pos berikutnya, Pos 2. Jalur menuju Pos 2 ini, lumayan teduh dan rindang, karena sudah memasuki kawasan hutan yang tertutup, ga seperti jalur sebelumnya. Serunya, di pertengahan sebelum tiba di Pos 2, akan ditemukan beberapa sumber air yang bisa kita nikmati. Sejenak, kita coba rasain airnya, hehe. Benar saja, ini seger.

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)






Pos 2 yang terlewatkan

Puas dengan menikmati air di sana, kami mau tidak mau harus meninggalkan air yang segar itu, yang sebenarnya masih ingin kami minum, mungkin di atas nanti akan ada lagi, biasanya begitu. Setelah dari lokasi sumber air yang tadi, trek berubah menjadi begitu terjal, fisikpun harus kami atur sebaik mungkin. Sesekali, kami berhenti untuk mengatur nafas, lalu tak sadar, ternyata kami sudah melewati Pos 2, ga apa-apa, yang penting kami tetap bergerak. Pada waktu itu menunjukan pukul 13.15 siang.

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)






Menuju Pos 3 (Camp Ground)

Jalur menuju Pos 3 adalah jalur yang paling berat di Gunung Guntur ini, medan yang didominasi oleh bebatuan terjal, serta hampir tidak terdapat bonus sama sekali. Dikit demi sedikit, kami melangkah, akhirnya terkuras juga tenaga, dan kami memutuskan meluangkan sedikit waktu untuk beristirahat, menyemil makanan yang ada, serta sambil bercerita satu sama lain dengan cerita seadanya, lalu melanjutkan kembali pendakian.

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Tidak jauh dari tempat kami beristirahat tadi, medan sudah berubah menjadi bebatuan terbuka dan tidak tertutup hutan lagi. Dari sini, Pos 3 sudah mulai terlihat, yang terdapat bendera besar di ujung sana, itu Pos 3, lalu kami mempercepat supaya bisa segera membuka tenda dan berisitirahat juga. Pada pukul 14.45, kami akhirnya tiba di Pos 3, pos yang dipenuhi dengan tenda-tenda pendaki yang sudah tiba lebih dulu.

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)






Volunteer Guntur

Ketika sudah berada di Pos 3, kami dan para pendaki diwajibkan melaporkan kembali kepada petugas Volunteer yang ada di sana dengan menunjukan formulir simaksi yang didapat ketika melapor di Pos 1. Dengan maraknya berita mengenai berbagai pencurian di Gunung Guntur, upaya yang dilakukan dari pihak Volunteer Guntur adalah menyediakan tempat penitipan barang (keril dan lain-lain) secara gratis untuk para pendaki selama melakukan summit, upaya yang baik dan sangat membantu sekali.

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)






Bercerita dan menghabiskan waktu

Ketika tenda sudah selesai kami dirikan, kami mulai menyiapkan bahan-bahan makanan yang untuk dimasak, untuk makan sekarang dan makan malam nanti, tidak lupa juga menyeduh beberapa gelas kopi untuk kami nikmati bersama. Kopi adalah unsur penghangat terbaik di kala mendaki bersama ataupun sedang seorang diri, itu bisa disebut, ritual ketika mendaki, supaya semuanya terasa baik-baik saja. Ketika gelap sudah mulai menyelimuti cerahnya sore pada hari itu, kami coba mengabadikan pemandangan perkotaan Garut yang terlihat begitu menarik dalam kelap-kelip lampu kota yang bersinar terang di tiap-tiap titiknya. Malam pun semakin larut, ini adalah waktu yang tepat untuk mengistirahatkan tubuh dengan baik, berharap dapat mengembalikan sisa tenaga, yang selanjutnya sudah kami persiapkan juga untuk melakukan summit ketika subuh nanti. Semoga ga kesiangan, alarm-nya juga.

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)





Kesiangan summit

Rencana kami yang tadinya akan melakukan summit pukul 04.00 pagi, ternyata itu cuma sekedar angan-angan aja, kami dipaksa menyerah pada kantuk dan lelap yang terjadi pada tidur kami tadi malam, mungkin karena kekenyangan juga, alhasil, kami baru memulai summit  pada pukul 08.00 pagi. Tidak mau bermalas-malasan karena kesiangan, kami tetap bersemangat melakukan summit, walau medan yang ditemui selama summit terbilang lumayan berat, medan ini mengingatkan gue ketika summit di Gunung Semeru pada tahun 2017 lalu. Medan yang dipenuhi dengan pasir dan bebatuan. Sangat berat dan harus bersabar. Kurang lebih 2 jam bergelut dengan pasir dan bebatuan, akhirnya kami tiba di Puncak 1, walaupun sebenarnya rencana kami ingin ke Puncak 2 juga, untuk itu, kami tidak begitu berlama-lama di sana dan setelah itu melanjutkan kembali ke Puncak 2. Kalo dilihat, jaraknya ga begitu jauh, kita coba aja.


Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)





Puncak 2 Guntur

Tidak lama setelah melanjutkan perjalanan dari Puncak 1 (sekitar 30 menit), akhirnya kami berlima sampai juga di Puncak 2. Puncak yang pastinya lebih tinggi gagah dan menawarkan pemandangan yang tidak kalah indah dari Puncak sebelumnya. Dengan menapakinya kaki ini di Puncak 2 Gunung Guntur, ini sama aja sudah melengkapi pendakian gue ke 7 gunung tertinggi di Jawa Barat, akhirnya bisa terpenuhi, Alhamdulillah. Dari Puncak 2 ini, kita bisa melihat jelas gagahnya Gunung Cikuray, gunung yang terkenal dengan treknya yang sadis, yang belum tau seperti apa, mending ga usah.

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)






Turun dengan terhormat (tidak meninggalkan sampah)

Setelah kembali dari puncak, pukul 12.00 siang, kami sudah berada di Pos 3, yang selanjutnya berencana akan kembali turun ke basecamp sekitar pukul 14.00 setelah makan siang. Selepas makan siang, kami menyambi melakukan packing, serta bersih-bersih juga di tempat kami mendirikan tenda. Hal-hal yang sangat kami perhatikan ketika sudah mulai meninggalkan gunung (kembali turun) adalah tentang bagaimana caranya agar tidak menyisahkan sampah sedikitpun, sampah kecil atau besar, sampah sedikit atau banyak, apapun itu, semuanya sama saja, sama-sama sampah, sama-sama yang tidak boleh ditinggalkan dan dibiarkan. Prinsip inilah yang sering gue terapin ke teman-teman pendaki yang lainnya juga, bukan memerintah, hanya meminta atas nama menjaga.

Tidak menyisahkan sampah sedikitpun, sampah kecil atau besar, sampah sedikit atau banyak, apapun itu, semuanya sama saja, sama-sama sampah, sama-sama yang tidak boleh ditinggalkan dan dibiarkan. Bukan memerintah, hanya meminta atas nama menjaga.

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)






Kembali ke Jakarta, ke seperti biasanya

Kami baru tiba di basecamp sekitar pukul 16.00 sore, rencananya kami akan kembali menuju terminal Garut setelah bersih-bersih dulu. Setelah bersih-bersih dan semuanya sudah selesai dirapihkan (barang-barang), kami langsung menuju terminal Garut menggunakan semacam mobil pribadi yang sudah kami carter berlima atas dasar tarif yang sudah ternegosiasi, yang selanjutnya menuju Jakarta dengan menggunakan bus yang ada di sana. Terima kasih Gunung Guntur untuk suguhannya. Bisa jadi, nanti gue akan membuka tenda kembali di sana, di Pos 3, sambil menikmati beberapa gelas kopi, entah masih dengan orang yang sama, atau yang berbeda, semuanya sama saja, selama Guntur tidak berubah. Semoga berkesempatan.

Terima kasih Gunung Guntur untuk suguhannya. Bisa jadi, nanti gue akan membuka tenda kembali di sana, di Pos 3, sambil menikmati beberapa gelas kopi, entah masih dengan orang yang sama, atau yang berbeda, semuanya sama saja, selama Guntur tidak berubah. Semoga berkesempatan.





Berapa saja biaya yang dikeluarkan ?

Pendakian Gunung Guntur dari Jakarta (7 Gunung terakhir di Jawa Barat)

Comments

  1. bang, bis dari kp. rambutan-pom bensin tanjung berapa jam yah?

    ReplyDelete
  2. Maaf gan baru respon. Normalnya 5-6 jam gan, kalo macet banget bisa lebih hehe. Rencana mau ke guntur kapan gan?

    ReplyDelete
  3. Itu kita nitip carier boleh kapan aja bang ?

    ReplyDelete
  4. Maap baru respon. Iyaa boleh kapan aja. Pas baru dateng atau pas selama ngecamp, cuma rata2 dititipnya pas mau summit aja hehe. Yg penting kartu simaksi pas di pos awal tetep dibawa buat ditunjukkin pas mau nitipin keril.

    ReplyDelete
  5. Itu carter mobil dari basecamp ke terminal garut gmna bang caranya,atau ada kontak nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi, waktu itu pas ane baru turun ke basecamp udah banyak mobil kolbak yg standby kang. Tinggal ditanyain langsung aja mana yg bisa kita tumpangin. Tanpa harus carter, bisa kita barengin sama rombongan pendaki yg lainnya juga. Selama ga kesorean, gampang kok dapetin carteran yg buat ke terminal.

      Delete

Post a Comment