Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta



Yang ditunggu-tunggu, akhirnya ketemu...

Sebuah kalimat awal yang pas, setelah nunggu beberapa waktu lamanya, akhirnya tiba juga. Pada akhir bulan Maret 2019, Alhamdulillah, keinginan gue untuk mendaki Si Sindoro dan Sumbing alias Double S bisa terlaksana juga. Ini adalah rencana yang gue buat sekitar 1-2 tahun yang lalu, hehe. Rencananya, pertama gue akan mendaki ke Sumbing dan setelah itu Sindoro, semoga lancar, aamiin.

Konsep pendakian kali ini, ga usah ditanya, masih sama seperti pendakian-pendakian sebelumnya, yakni, "solo hiking". "Kenapa solo hiking lagi, sih?", "Kenapa ga coba ajak yg lain?", pengennya sih begitu, tapi apa daya, susah banget buat nyari barengannya. Tapi, yaudahlah gak apa-apa, lagian juga gue lebih gampang nemuin nyamannya gue ketika melakukannya sendiri. Terasa lebih jadi diri sendiri. Ga salah, dong? hehe. Balik ke cerita lagi, mari gue ceritakan kilas balik ini.




Jumat, 22 Maret 2019

Jakarta, di pagi hari ini, gue masih melakukan rutinitas ngantor seperti biasanya dan rencananya gue akan pulang ngantor lebih awal, karena sore nanti gue harus menuju Terminal Kampung Rambutan, yang nantinya sebagai tempat keberangkatan awal gue menuju Terminal Wonosobo dengan menggunakan bus. kenapa gue menggunakan bus? menurut gue, plihan inilah yang paling tepat dan murah. Akses untuk kesananya pun ga ribet.

Sebagai bentuk antisipasi dan persiapan gue, pada H-1 keberangkatan, gue sudah melakukan reservasi online tiket bus terlebih dahulu. Ada banyak pilihan bus untuk menuju Terminal Wonosobo, dan gue lebih memilih Rosalia Indah atas pertimbangan jadwal keberangkatannya yang pas dan sesuai, yakni pukul 17.30 WIB. Dengan melakukan reservasi online di situs resminya langsung (Klik di sini), sehingga gue ga perlu repot-repot lagi cari tiket di TKP pada saat hari H keberangkatan. Cukup dengan booking, pilih seat, kemudian bayar, dan tiket sudah di tangan. Simple, kan? hehe. 

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Sebelum pukul 17.00 WIB, gue sudah tiba di Terminal Kp. Rambutan. Tapi, sayangnya, si bus belum ada di lokasi. Infonya, masih dalam perjalanan menuju ke sini. Yaudah, ga apa-apa nunggu dulu sambil jajan cemilan. Bus pun akhirnya tiba pada pukul 17.30 WIB dan baru mulai berangkat dari Terminal Kampung Rambutan pada pukul 18.00 WIB. Sedikit molor dari jadwal rundown yang gue buat, hehe.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta


Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta


Menurut gue, bus ini terbilang asyik banget, penumpang gratis mendapatkan air minum mineral, bantal sandaran, selimut, dan yang galah penting, ada colokan charger handphone, hehe. Yang lebih nyamannya lagi, bus ini sama sekali ga pernah dimasukkin oleh para pengamen ataupun pedagang asongan yang lalu-lalang, yang biasanya sering gue dapatin ketika bepergian menggunakan bus. Hal ini tidak lain karena kelas eksekutif yang gue pilih, wkwk. Aseliii, rekomen banget! Nextnya, mending pilih kelas eksekutif, sedikit lebih mahal, tapi nyaman. Sekarang waktunya tidur pules sampai tiba di lokasi tujuan, hehe.

Pada pukul 21.00 WIB ketika sudah memasuki daerah Subang, Jawa Barat, bus mampir ke salah satu tempat semacam rest area. Baru inget, ternyata bus ini menyediakan makan malam gratis, hehe, lumayan buat isi perut dan masih ada waktu juga sekitar 30 menit buat leyeh-leyeh. Selepas makan, bus melanjutkan perjalanan lagi. Tidur lagi, ah.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta




Sabtu, 23 Maret 2019

Tiba-tiba di suatu tempat bus berhenti dan para penumpang pun turun keluar dari bus, gue kira ada apa, ternyata bus sudah tiba di Terminal Wonosobo, Alhamdulillah, sampai juga, hehe. Kondisi pada saat itu masih gelap karena waktu masih menunjukkan pukul 05.00 WIB subuh. Di terminal pun, belum begitu banyak orang, hanya beberapa saja. Kebetulannya lagi, gue bertemu dengan 2 orang pendaki dari Bekasi, tapi mereka berencana akan mendaki ke Sindoro saja, berbeda dengan gue yang rencananya pagi nanti akan mendaki ke Sumbing terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan ke Sindoro-nya pada hari lusanya, Insya Allah, hehe.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Ketika hari mulai terang, didatangilah kami (gue dan 2 pendaki dari Bekasi) oleh salah satu supir mobil kolbak, kemudian dia menawarkan untuk mengantar ke basecamp Sumbing atau Sindoro. Tarifnya pun rata-rata dihargai sekitar Rp.30.000 per orang. Tidak banyak mikir lagi, gue mengiyakan tawarannya. Mobil yang gue tumpangi pada saat itu, diisi juga oleh beberapa pendaki yg lainnya. Jadi, kalo dipikir-pikir, kurang lebih mirip dengan angkot, berangkat kalo penumpang sudah terisi penuh, hehe.

Sebelum tiba di masing-masing basecamp, beberapa pendaki yang lain, termasuk gue, meminta kepada si supir untuk mampir terlebih dahulu ke minimarket dan pasar terdekat untuk belanja kebutuhan logistik, hehe. Gue harus pinter-pinter manage logistik, tidak lain karena gue akan melakukan pendakian ke 2 gunung, pasti akan membutuhkan logistik yang lebih dari biasanya.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Sekitar pukul 06.50 WIB atau 1 jam lamanya perjalanan dari Teminal Wonosobo, akhirnya tiba di basecamp Sumbing Garung. Pendakian Sumbing kali ini, gue memilih jalur via Garung. Jalur yang familiar bagi para pendaki yang ingin/pernah mendaki ke Sumbing.

Basecamp di sini terbilang lumayan besar, cukup untuk menampung banyak pendaki, kondisinya pun bersih dan terawat, tersedia banyak toilet juga. Untuk para pendaki yang hendak mendaki, di sini juga bisa menitipkan barang bawaannya, pastinya aman, hehe. Kalo baterai handphone habis, terdapat tempat charging juga, kok, hehe. Lumayan, sangat membantu, hehe.


Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta


Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta



Sembari me-repacking barang-barang,  gue mengurus simkasi pendakian, biaya simaksi masih relatif murah, hanya sebesar Rp. 15.000,- per orang, sudah termasuk biaya retribusi penggunaan fasilitas basecamp dan selembar peta rute pendakian. Jadi ga sabar pengen cepat-cepat memulai pendakian!

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta



Basecamp Garung - Pos 1 Malim

Seberes mengurus simaksi dan menyiapkan kembali barang-barang yang akan dibawa, pagi itu pada pukul 08.50 WIB, gue memulai pendakian. Check point pertama gue adalah Pos 1. Dari lokasi basecamp ke Pos 1 terbilang lumayan jauh, bisa memakan waktu lebih dari 1 jam trekking.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta


Serunya, di sini menyediakan pilihan ojek motor jika kalian ingin menghemat tenaga dan ingin lebih cepat tiba di Pos 1, cukup dengan tarif Rp. 30.000,- per orangnya. Ini pilihan yang gue ambil pada waktu itu. Atas dasar penasaran. Hitung-hitung, cobain ojeknya Sumbing. Katanya, seru, hehe.


Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta


Rasa penasaran gue hilang! Aseliii, ini ojek tersadis, berasa lagi main wahana di Dufan, wkwkwk. Selama perjalanan, gue ga berhenti teriak-teriak, entah ketakutan karena panik atau keasikan, wkwk. Buat yang ingin ke Sumbing, saran gue, kalian wajib cobain! Sekitar 10 menitan lama perjalanan, lalu gue sudah ditemui oleh Pos 1. Pos 1 di sini hampir mirip dengan pangkalan ojek, wkwk. Karena di lokasi inilah sebagai titik pemberhentian terakhir para ojek Sumbing yang mengantarkan para pendaki. Biasanya, tiap sore pun mereka rame berkumpul juga, menunggu pendaki yang baru turun untuk kembali ke basecamp



Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta




Pos 1 Malim - Pos 2 Genus


Setelah tiba di Pos 1, tidak lama dari itu, pendakian gue lanjutkan kembali pada pukul 09.00 WIB. Jalur awal dari Pos 1 menuju Pos 2 lebih cenderung terus menanjak panjang, treknya pun tidak begitu terjal, tapi cukup menguras tenaga juga. Jalur pendakian masih terbilang rapat dan cukup tertutup, hampir sedikit sinar matahari yang masuk.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta


Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Sebelum tiba di Pos 2, akan ditemui sebuah warung atau sejenis shelter. Berharapnya sih, itu adalah Pos 2, ternyata bukan, tapi gak apa-apa, lumayan, sebagai tempat untuk menstabilkan napas yang sudah mulai engap-engapan hahaha.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Perjalanan gue lanjutin lagi, dengan berharap bahwa Pos 2 sudah sebentar lagi, hehe. Jalur pendakian masih terbilang konsisten, masih sama seperti di awal. Cuaca pada saat ini masih cerah dan berawan, itu terlihat dari jalur pendakian yang sedikit mulai terbuka.

Dikit demi sedikit bergerak ke atas, dari kejauhan sudah nampak sebuah pondokan atau sejenis warung kecil, gue yakin itu adalah Pos 2. Saat makin mendekat, ternyata benar itu adalah Pos 2, Alhamdulillah. Dapat gue bilang, Pos 2 adalah sebuah warung kecil, yg menjual berbagai macam-macam minuman dingin, beberapa jenis gorengan, dan makanan kecil lainnya juga. Tergiur melihat pendaki lain yang sedang minum minuman dingin tersebut, gue pun turut coba membelinya juga, hehe. Lumayan, di gunung bisa minum minuman es, hehe. Waktu menunjukkan tepat pukul 11.11 WIB, berarti sekitar 2 jam lebih perjalanan dari Pos 1 menuju Pos 2.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta



Pos 2 Genus - Pos 3 Pestan

Ketika awal gue tiba di Pos 2, sudah ada beberapa pendaki lain yang sedang beristirahat juga, singkat menyapa dan ngobrol-ngobrol sedikit, perjalan gue lanjutin lagi. Berikutnya adalah menuju Pos 3 Pestan dan di sana gue akan membuka tenda, alias camp.

Sebelum tiba di Pos 3 Pestan, para pendaki akan ditemui jalur iconic dan legendarisnya si gunung Sumbing, apa lagi kalau bukan Engkol-Engkolan. Nama tersebut sudah tidak asing lagi bagi para pendaki yang pernah ataupun yang ingin ke gunung Sumbing. Bisa dibilang, jalur ini adalah salah satu jalur terberatnya si gunung Sumbing. Yang akan lebih memberatkannya lagi, kalau melewati jalur ini pada saat kondisi hujan. Wah, ga bakal kebayang licin dan sulitnya medan, tapi ga usah takut, selama fisik kita prima dan enjoy, pasti bakal terasa nikmat, hehe.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Setelah tertatih-tatih melewati jalur Engkol-Engkolan yang membuat dengkul dan napas terasa disiksa habis-habisan, akhirnya ditemui pada sebuah dataran yang sudah mulai terbuka. Sepertinya Pos 3 Pestan sudah tidak begitu jauh lagi. Tiba-tiba cuaca menjadi mendung berkabut dan sinar matahari sudah tidak begitu terlihat lagi. Firasat gue, akan turun hujan besar, dan gue pun coba bergegas untuk segera tiba di Pos 3 secepat mungkin sebelum hujan turun.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Tidak lama dari tempat tadi, akhirnya tiba di Pos 3 Pestan. Waktu pada saat itu menunjukkan pukul 14.11 WIB, berarti kurang lebih sekitar 3 jam lamanya perjalanan dari Pos 2 menuju Pos 3 Pestan. Siang hari pada saat itu terasa seperti sudah larut sore. Antisipasi sebelum hujan turun, gue langsung segera membuka tenda beserta fly sheet-nya. Sedikit rasa khawatir, karena tenda yang gue bawa  itu sangat ringkih terhadap hujan ataupun angin besar, hemmm.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Setelah tenda selesai gue dirikan, hujan deras pun akhirnya mulai turun. Rencana gue yang tadinya pengen nikmatin sunset sore sambil melihat gagahnya si Sindoro yang berada di seberang sana, mau ga mau gagal. Gue pun cuma bisa tidur-tiduran dan masak-masak di dalam tenda, hanya sedikit bisa melihat gagahnya Sindoro ketika awan mendung beralih, hehe. Gue tetap harus bersyukur, karena sudah diberi kemudahan dan keselamatan sampai sejauh ini, walau perjalanan masih panjang.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Sore itu, adalah sore yang panjang buat gue. Lumayan, untuk mengistirahatkan badan dan memulihkan tenaga sebelum melakukan summit dini hari nanti. Hari pada saat itu gue tutup dengan tidur yang panjang.



Menuju Puncak, 24 Maret 2019

Setelah beristirahat panjang, pagi itu, alarm handphone gue berbunyi, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB. Duh, kesiangan, coy!!! Waktu yang sangat jauh dari perencanaan gue sebelumnya, yaitu summit pada pukul 04.00 WIB. Setelah sedikit sarapan dan menyiapkan perlengkapan untuk summit, pada pukul 06.22 WIB gue mulai mengawali perjalanan summit. Cuaca sangat berkabut dan mendung, semoga aman dan tetap terjaga.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta



Pasar Watu

Chek point berikutnya adalah Pasar Watu. Ternyata untuk sampai tiba di sana ga semudah yang gue perkirakan sebelumnya. Atas dasar cuaca yang kurang bersahabat, pendakian menuju puncak kali ini terasa sangat berat dan sangat begitu panjang. Jalur yang tertutup oleh kabut dan disertai oleh angin yang kencang seakan menjadi pengiring summit kali ini. Tetap fokus dan berhati-hati pada tiap-tiap jalur yang dilalui, supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Tepat pada pukul 07.31 WIB, akhirnya tiba di Pasar Watu. Sebuah spot yang terdapat beberapa tumpukan batu-batu besar, luasnya pun tidak begitu besar. Gue ga bisa banyak mengamati lokasi ini, karena keterbatasan jarak pandang yang disebabkan oleh kabut dan cuaca yang kurang baik juga, oleh karena itu gue langsung melanjutkan perjalanan lagi. Suhu sangat terasa dingin sekali.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta



Watu Kotak

Jika melihat dari peta jalur pendakian, spot berikutnya adalah Watu Kotak. Entah seperti apa lokasinya dan seberapa lama untuk tiba di sana, gue ga begitu terlalu memikirkannya. Tetap nikmatin jalur pendakian, ya walaupun fisik sudah mulai terkuras. Makin ke atas, gue berharapnya cuaca akan membaik, nyatanya ga demikian. Badai masih tetap berlanjut, hingga akhirnya pada pukul 08.18 WIB gue tiba di Watu Kotak. Spot yang tidak begitu kecil, cukup untuk menampung 2-3 tenda kapasitas 4.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta



Puncak Buntu

Ketika sudah tiba di Watu Kotak, gue merasa bahwa puncak sudah mulai dekat, ternyata itu salah. Jalur bebatuan menanjak yang terus menerus, itulah yang gue rasakan pada saat itu. Ketika melihat ke arah ujung, cuma kumpulan kabut yang terlihat, benar-benar ga ada pertanda titik berikutnya. Ketika ditemui oleh sebuah tebing batu besar, sebagai pertanda bahwa itu adalah titik terakhir sebelum puncak, ternyata masih bukan juga, itu adalah Puncak Buntu. Sebuah batu besar yang mirip dengan kepala seekor singa. Unik! Pada saat itu waktu menunjukkan pukul 09.20 WIB.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Bingung jalur mana lagi yang harus dilalui, ternyata kita diharuskan menaiki batu besar itu dan sedikit melipir ke kanan, hingga akhirnya akan ditemui pada sebuah puncak, ini yang dimaksud dengan Puncak Buntu. Tidak banyak yang bisa dilihat, hanya kepulan kabut pada saat itu.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta



Puncak Rajawali

Saat tiba di Puncak Buntu, hanya terdapat beberapa pendaki saja, dan mereka pun merasa kebingungan untuk mencari jalan selanjutnya untuk menuju Puncak Rajawali, gue pun juga bingung. Jalur yang sangat tidak terjangkau oleh jarak pandang, menjadi pertimbangan gue dan para pendaki lainnya untuk tetap melanjutkan ke Puncak Rajawali, karena terbilang sangat berisiko sekali.

Setelah beberapa kelompok pendaki lainnya memutuskan untuk tidak melanjutkan, tapi gue masih menahan dan mencoba bersabar sebentar sambil beristirahat. Benar, tidak lama dari itu, datang sekelompok pendaki lain yang jumlahnya kurang lebih 6 orang, lalu mereka bertanya, "Mau ke Puncak Rajawali juga, mas?", "Rencananya, sih", jawab gue. Saat itu juga kami sepakat untuk mencari jalan untuk menuju Puncak Rajawali dengan lebih barhati-hati.

Sebenarnya, dari lokasi Puncak Buntu untuk menuju Puncak Rajawali tidak begitu jauh, hanya saja karena cuaca yang ga begitu bersahabat, sehingga menjadi penghalang kami untuk menemukan jalurnya. Kami tetap bergerak perlahan dan lebih berhati-hati. Saat kami mulai menyadari bahwa kami sedang berada di jalur yang tepat, kami coba mempercepatnya, dan Alhamdulillah kami pun tiba di Puncak Rajawali pada pukul 10.50 WIB. Ternyata ada beberapa pendaki lain yang sudah tiba lebih dulu. Pada saat itu, kami semua mendadak akrab seakan sudah bertemu sedari dulu, hehe.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta


Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta



Kembali turun ke Pos 3 Pestan

Seusai menghabiskan waktu yang lumayan lama dan berpuas foto-foto, nyemil, sekaligus istirahat sejenak, kami pun mulai meninggalkan puncak dan kembali ke Pos 3 Pestan. Saat perjalanan turun menuju Pos 3 Pestan, cuaca dikit demi sedikit sudah mulai cerah, sehingga beberapa kali kami dipaksa berhenti di tengah perjalanan tidak lain untuk mengabadikan indahnya gunung Sindoro yang nampak dari seberang sana. Sekitar pada pukul 13.40 WIB, gue tiba di Pos 3 Pestan, Alhamdulillah.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta


Pos 3 Pestan - Basecamp Garung

Seberes istirahat, makan, dan packing, gue pun lalu melanjutkan perjalanan turun ke basecamp Garung. Waktu pada saat itu menunjukkan pukul 15.20 WIB. Targetnya, sebelum gelap sudah tiba di basecamp. Untungnya, cuaca sangat cerah. Jadi, seharusnya bukan menjadi hambatan.

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta

Alhamdulillah, pada pukul 17.50 WIB, gue sudah tiba di basecamp Garung, yang sebelumnya menggunakan ojek juga dari Pos 1, hehe. Segera bersih-bersih, lalu merapikan sekaligus juga menyiapkan barang-barang yang akan dibawa untuk pendakian esok harinya.

Sesuai plan yang gue buat, malam ini gue bermalam di basecamp Garung dan esok harinya akan melanjutkan pendakian berikutnya ke gunung Sindoro via basecamp Grasindo. Fisik harus segera dipulihkan. Hari-hari sebelumnya yang sangat melelahkan, akhirnya bisa gue tutup hari ini dengan rasa syukur. Alhamdulillah.

Tulisan berikutnya, disambung pada coretan Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta Bagian 2.  Selamat melanjutkan. Terima kasih.




Rundown :

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta





Budget :

Pendakian Solo Double S (Sindoro & Sumbing) dari Jakarta


Comments